Jumat, 03 Juli 2020

KAMILLA LIMA

Tetapi semua tidak akan pernah sama seperti sebelumnya.  Jika dulu dia adalah seorang kakak panutan dan seorang anak kebanggaan, maka sekarang dia adalah bukti ketidakberdayaan seorang insan karena cinta.  Terlebih ketika Galih dan keluarganya menolak untuk meminang dan menikahi Kamila.
"Siapa bisa memastikan bahwa bayi itu benar-benar adalah anak Galih?"  Suara sinis itu dilontarkan ayah Galih ketika Kamila dan Papa datang ke rumah Galih.  Kamila menggenggam tangan Papa kuat-kuat, menatap wajah lelaki itu dari samping, rahang Papa mengeras dan bibirnya membentuk segaris tipis yang tajam menggurat raut wajahnya yang menegang.
"Baiklah jika begitu...kami pamit dulu, terima kasih."
Kamila merasa hatinya hancur lebur, tetapi dia tahu, papa lebih sakit lagi.  Karena itu sepanjang perjalanan dengan motor itu, dia hanya diam dan memeluk pinggang papa erat-erat.

"Mila harus pergi, dia tidak bisa melahirkan dan membesarkan anaknya di sini tanpa seorang lelaki yang mengakui anaknya."  Cetus Papa datar ketika mereka sudah sampai di rumah.  "Dengar Kamila, kamu sudah berbuat kesalahan, tetapi jangan pernah kamu tambah kesalahan itu dengan kembali menerima lelaki pengecut seperti Galih!  Kamu harus kuat, biarpun kamu perempuan kamu harus kuat!"
"Iya Pa..."  Kamila ingin bertanya, kemana dia harus pergi sekarang dengan perutnya yang semakin membuncit. Tetapi lidahnya kelu. Karena dia tahu pasti, papa dan mama juga tidak tahu kemana harus menyembunyikan anak sulungnya yang sudah ternoda ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar